Semua Dokter
sudah disumpah untuk melayani pasien dengan ramah dan juga sabar.
Namun, terkadang ada beberapa dokter yang malah terlihat judes dan galak
saat melayani pasiennya. Dokter seharusnya menjadi 'malaikat'
penyelamat bagi pasien-pasien yang membutuhkan pertolongan. Tapi yang
terjadi sebaliknya pada beberapa dokter ini, yang justru menjadi 'setan'
dan mengakibatkan banyak nyawa melayang.
Tapi kali ini mesammesem punya daftar beberapa dokter
yang dikategorikan jahat. Berikut 10 dokter paling 'jahat' di dunia yang
pernah terekam dalam sejarah.
1. Dr. Josef Mengele (1911-1979)
Setelah lulus dari Frankfurt Medical School, Mengele ikut wajib militer
menjadi tentara selama Perang Dunia II dan kemudian menawarkan diri
untuk pelayanan medis dari Waffen SS. Mengele mulai menyalahgunakan
tahanan dan dijadikan percobaan manusia. Dia sangat tertarik pada kembar
identik.
Mengele berusaha untuk mengubah warna mata kembar dengan menyuntikkan
bahan kimia ke dalam bola mata. Dia juga melakukan amputasi tungkai, dan
bereksperimen dengan perawatan sterilisasi dan shock pada anak
perempuan. Setelah percobaan selesai, para korban biasanya dibunuh dan
tubuh mereka dibedah.
2. Dr. Shiro Ishii (1892-1959)
Shiro Ishii adalah seorang ahli mikrobiologi Jepang dan seorang
jenderal dari unit perang biologis Imperial Japanese Army, yang
bertanggung jawab atas eksperimen manusia dan kejahatan perang selama
perang Sino-Jepang II.
Setelah lulus sekolah kedokteran pada tahun 1922, Dr Ishii ditugaskan
rumah sakit tentara pertama dan Army Medical School di Tokyo. Tapi tidak
sampai tahun 1942, ia memulai eksperimen terkenal pada manusia sebagai
bagian dari proyek rahasia untuk tentara Jepang. Korbannya tak terhitung
banyaknya (diperkirakan puluhan ribu), yang merupakan tahanan perang
China dan warga sipil.
3. Dr. Harold Shipman (1946-2004)
Harold Frederick Shipman adalah seorang dokter Inggris dan salah satu
pembunuh berantai paling produktif dalam sejarah. Dia dinilai
bertanggung jawab atas lebih dari 250 kematian.
Setelah lulus dari Leeds School of Medicine, Shipman menjadi anggota
British Medical Council. Di tahun 1993 ia mendirikan klinik sendiri.
Kegiatan kriminalnya tidak tercium hingga 1998, ketika sesama dokter
mengeluh tingginya angka kematian pasien Shipman.
Penyelidikan mengungkapkan Dr Shipman memberikan diamorfin secara
overdosis hingga mematikan bagi pasien, kemudian memalsu catatan
medisnya.
4. Dr. H.H. Holmes (1861-1896)
Herman Webster Mudgett (alias Dr. Henry Howard Holmes) adalah lulusan
Michigan Medical School dan salah satu pembunuh berantai pertama Amerika
yang terekam. Sementara pembunuh berantai lain melakukan aksinya di
sudut-sudut gelap, Holmes malah menyewa hotel dan merencanakan aksi
pembunuhannya.
Ada 27 korban Henry yang diverifikasi, meski polisi berkomentar bahwa
korbannya lebih banyak lagi di ruang bawah tanah, yang telah
dipotong-potong dan membusuk. Ada yang menduga korbannya lebih dari 200
orang.
5. Dr. John Bodkin Adams (1899-1983)
John Bodkin Adams adalah seorang dokter medis Inggris, yang dicurigai
sebagai penipu dan pembunuh berantai. Selama 10 tahun (1946-1956) total
160 pasien meninggal dalam keadaan mencurigakan. Dan yang paling
mencurigakan, hampir semua dari mereka meninggalkan uang atau aset
berharga lainnya sesuai kehendak masing-masing.
6. Dr. Jayant Patel (lahir 1950)
Jayant Mukundray Patel meski telah menyebabkan banyak pasien meninggal,
tapi ia tidak pernah melakukan eksperimen terhadap pasien, punya
masalah mental atau niat membunuh. Masalah Patel adalah ketidakmampuan
mengendalikan kotoran dan kurangnya kebersihan.
Patel adalah seorang ahli bedah India yang berimigrasi ke Amerika
Serikat. Ia terkait dengan setidaknya 87 kematian di antara 1.202 pasien
yang diobati antara 2003 dan awal tahun 2005, tetapi karena telah
praktik selama lebih dari 20 tahun, jumlah korban diperkirakan lebih
banyak.
7. Dr. Michael Swango (lahir 1954)
Michael Swango adalah mantan dokter, mantan Marinir AS perekrut dan
pembunuh berantai produktif dengan lebih dari 60 kematian dikaitkan
dengannya. 'Karir' Dr Swango sebagai pembunuh berantai sejalan dengan
praktek klinisnya.
Perawat melihatnya menyuntikkan beberapa 'obat' ke pasien yang kemudian
menjadi sakit aneh. Rekan kerja juga mulai menyadari bahwa setiap kali
Swango menyiapkan kopi atau membawa makanan, beberapa dari mereka sakit
keras tanpa penyebab yang jelas. Swango akhirnya terbukti meracuni
pasien dan koleganya.
8. Dr. Marcel Petiot (1897-1946)
Marcel Andre Henri Felix Petiot adalah seorang pembunuh berantai
Prancis yang melakukan aktivitas kriminal selama Perang Dunia I dan II.
Setelah Petiot menyelesaikan sekolah kedokteran ia mulai magang di rumah
sakit jiwa.
Setelah magang, Dr Petiot berhasil menarik pasien dengan mandat palsu
dan membangun reputasi yang mengesankan untuk praktiknya. Namun, rumor
aborsi ilegal dan resep berlebihan obat adiktif mulai tercium di
kliniknya. Kebenarannya terungkap ketika tetangga mengeluh kepada polisi
ada bau busuk di sekitar klinik dan seringkali asap besar mengepul dari
cerobong asapnya, yang ternyata digunakan untuk membakar manusia.
9. Dr. Linda Burfield (1867-1938)
Secara teknis Dr. Linda Burfield bukanlah dokter, karena ia tidak
pernah lulus dari sekolah kedokteran, namun bekerja sebagai manajer
klinik medis serta praktisi medis berlisensi di negara bagian Washington
di Amerika Serikat.
Burfield mempromosikan metode konvensional dan berbahaya untuk
menyembuhkan penyakit. Menurutnya tidak makan dapat menyembuhkan hampir
semua penyakit, mulai dari pilek hingga kanker. Akibatnya, banyak
pasiennya yang diet keras dan kekurangan unsur nutrisi dasar. Bahkan
banyak dari pasiennya harus meninggal dengan kondisi kurus kering.
10. Dr. Walter Freeman (1895-1972)
Walter Jackson Freeman II adalah seorang dokter Amerika dan anggota
American Psychiatric Association. Meski belum pernah melakukan praktik
pidana langsung pada pasien, ia disalahkan karena merugikan 3.400 orang
dengan menggunakan teknik medis yang sangat kontroversial dan primitif,
yakni lobotomi.
Lobotomi merupakan prosedur yang dilakukan dengan memasukkan alat medis
ke dalam rongga mata untuk memotong saraf di bagian depan otak. Metode
ini tak butuh ahli bedah saraf dan bisa dilakukan di luar ruang operasi
tanpa anestesi. Freeman bahkan menggunakan van pribadinya sebagai ruang
operasi, yang ia sebut 'lobotomobile'. Dr. Freeman akhirnya dilarang
melakukan operasi setelah kematian beberapa pasiennya karena pendarahan
otak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik Dan Saran via Email : rnfitri1979@gmail.com
Terima Kasih Atas Komentar Kerennya Sobat..