Astaga..KFC China jual Ayam Penyakitan

        

Industri franchise makanan cepat saji telah merambah dunia internasional. Tak hanya negara asalnya saja, outlet-outlet makanan cepat saji ini juga dengan cepat menguasai pasar di luar negeri. Sayangnya muncul kabar tak sedap, outlet ini menggunakan ayam penyakitan.

Salah satu outlet makanan cepat saji yang paling gencar diberitakan melakukan praktek ini adalah KFC. Salah satu supplier terbesar untuk franchise tersebut membeli ayam sakit dari peternakan lalu menjualnya ke KFC.

Tuduhan ini segera dibantah oleh pemerintah provinsi Henan setelah mengadakan beberapa penyelidikan. Walau demikian, beberapa media lokal masih saja menuduh franchise internasional menjual daging ayan sakit karena merupakan target yang besar dan empuk.

"KFC dan McDonald mendapat perhatian media karena merupakan penyedia makanan cepat saji terbesar di Cina. Semua orang tahu dan semua orang membicarakannya. Ada beberapa gerai lokal seperti Country Cooking Style, tetapi mereka tidak dapat dibandingkan dengan merek internasional, yang secara merek jauh lebih besar," kata Tan Xiaoxue, seorang reporter portal berita Sohu.com.

Tuduhan ini muncul setelah china.com.cn yang merupakan milik pemerintah China ini mengutip pengakuan seorang karyawan Doyoo Group, supplier ayam untuk KFC dan McDonald. Karyawan yang tak disebutkan namanya ini menjelaskan bahwa ayam yang sakit disembelih lalu dijual kepada 2 raksasa industri makanan cepat saji tersebut.

Pihak KFC sendiri tidak mau memberikan konfirmasi terkait dengan tuduhan ini. Padahal tak hanya kali ini saja KFC mendapat serangan berita miring dari media.

Minggu lalu, perusahaan ini mendapati pemasukannya menurun drastis akibat pemberitaan negatif dari pemerintah mengenai pasokan ayamnya yang kabarnya mengandung obat anti virus dan hormon pertumbuhan berlebihan.

Hasil penyelidikan badan obat dan makanan Shanghai menemukan bahwa kadar antibiotik dan steroid pada ayam milik KFC masih berada dalam batas aman. Hanya saja, ditemukan 8 ekor ayam yang memiliki kadar anti virus dalam kadar berlebihan.